apa kelebihan dan kekurangan produk berupa barang

Kegiatan operasional dilakukan perusahaan dengan memproduksi, menjual, atau memasarkan produk kepada konsumen.. Contoh perusahaan yang melakukan kegiatan operasional, antara lain perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa. Keduanya memiliki kegiatan operasional yang sedikit berbeda, mulai dari penggunaan bahan baku hingga Kelebihandan kekurangan apakah yang muncul dari implementasi PSAK 107 tentang Adapun rukun IMBT yaitu pihak yang berakad harus cakap hukum (baligh dan berakal). Obyek yang disewakan berupa barang dan atau jasa. Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Aslam Haneef, Mohamed. 1995. Contemporary Nah untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan produk OEM, original, KW, dan KW super: 1. Produk OEM. OEM atau Original Equipment Manufacturer adalah sebuah barang yang diproduksi oleh perusahaan yang kemudian dijual kembali oleh perusahaan lain dengan brand atau merek mereka sendiri. Waktubaca: 4 menit Dalam dunia bisnis, tentu familiar dengan istilah barang dan jasa. Secara umum, barang dan jasa adalah produk yang merupakan keluaran (output) dari serangkaian proses bisnis mulai dari tahap produksi hingga pemasaran dari produsen atau perusahaan.Selanjutnya, produk-produk tersebut akan ditawarkan, dijual dan didistribusikan Site De Rencontre Pour Jeune Gratuit Sans Inscription. Konsep Pemasaran – Apakah Grameds menyadari bahwa di tengah masa globalisasi seperti saat ini, tidak hanya bidang teknologi saja yang mengalami kemajuan, tetapi juga pada dunia bisnis. Yap, para pelaku bisnis sudah menjamur semakin banyak, apalagi dengan adanya dukungan pemerintah kepada mereka yang berupa UMKM. Untuk dapat memasarkan produk buatannya, para pelaku bisnis ini juga tentu saja harus memutar otak supaya dapat bersaing secara sehat dengan kompetitor. Hal tersebut termasuk dalam pembahasan konsep pemasaran yang mana mencangkup adanya produksi, produk, hingga pemasaran supaya sampai di tangan pembeli. Lantas, apa sih konsep pemasaran itu? Apa saja yang termasuk dalam konsep pemasaran? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini! Memahami Definisi PemasaranApa Itu Konsep Pemasaran?Unsur-Unsur Konsep Pemasaran1. Orientasi Pada Konsumen2. Penyusunan Kegiatan Secara Integral Integral Marketing3. Kepuasan Konsumen Customer Satisfaction5 Konsep Pemasaran Beserta Kelebihan dan Kekurangannya1. Konsep Produksi Production ConceptKelebihan dan Kekurangan Konsep Produksi 2. Konsep Produk Product ConceptKelebihan dan Kekurangan Konsep Produk3. Konsep Penjualan Selling ConceptKelebihan dan Kekurangan Konsep Penjualan4. Konsep Pemasaran Marketing ConceptKelebihan dan Kekurangan Konsep Pemasaran5. Konsep Pemasaran Sosial Social Marketing ConceptKelebihan dan Kekurangan Konsep Pemasaran Sosial Memahami Definisi Pemasaran Sebelum membahas lebih jauh mengenai konsep pemasaran, ada baiknya apabila Grameds memahami definisi dari pemasaran alias marketing terlebih dahulu. Definisi dari pemasaran sudah banyak dibahas oleh para ahli marketing di beberapa buku mereka. Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya yang berjudul American Marketing Association, menyatakan bahwa “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, menghasilkan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak keterampilan” 2009 5. Sementara itu menurut Kotler dan Armstrong 20083, berpendapat bahwa “pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang dengan individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan menciptakan dan saling menukar produk-produk dan nilai-nilai satu sama lain”. Selanjutnya, ada pula definisi dari pemasaran alias marketing yang dikemukakan oleh Brech 1954 dalam buku Tjiptono 20122, bahwa “pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya pada konsumen akhir dengan memperoleh laba”. Nah, berdasarkan beberapa pendapat ahli marketing tersebut, dapat disimpulkan bahwa, “Pemasaran itu bukan berupa kegiatan penjualan barang atau jasa saja, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, dengan berusaha mempengaruhi konsumen supaya bersedia membeli barang atau jasa yang tengah ditawarkan tersebut.” Itulah mengapa para manajer pemasaran juga harus memahami bagaimana tingkah laku konsumen bahkan memperhatikan hal-hal apa saja yang tengah tren di sosial media. Dengan mempelajari perilaku konsumen, manajer pemasaran akan berpeluang untuk menentukan segmentasi pasar secara akurat. Nantinya, pihak perusahaan-lah yang akan mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, hingga mendistribusikan produk atau jasa supaya dapat sampai ke tangan konsumen. Apa Itu Konsep Pemasaran? Nah, setelah memahami definisi dari pemasaran, kali ini kita akan membahas mengenai apa itu konsep pemasaran. Pada dasarnya, konsep pemasaran adalah sebuah konsep yang digunakan oleh para pelaku usaha supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal, baik ketika bersaing dengan kompetitor maupun memuaskan kebutuhan konsumen. Sebenarnya, definisi dari konsep pemasaran itu sangat abstrak. Namun, menurut Swastha, konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen menjadi syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sementara itu, menurut Kotler, konsep pemasaran menjadi lebih efektif untuk diterapkan untuk bersaing dengan kompetitor terutama dalam upaya memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. “Singkatnya, konsep pemasaran ini bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan para konsumennya.” Meskipun nantinya, orientasi konsumen tersebut akan dibatasi oleh tujuan dan pertumbuhan laba, tetapi konsep pemasaran ini tetap harus dilakukan, baik oleh pelaku bisnis yang sudah besar maupun yang tengah dirintis. Hal tersebut karena keberadaan konsep pemasaran ini dapat meningkatkan penjualan berupa Membuat produk yang mudah dalam penggunaannya. Produk yang mudah pembeliannya. Produk yang mudah pemeliharaannya. Menurut Wahjono 2009 3, keberadaan konsep pemasaran ini memiliki 4 pilar yakni 1 Pasar Sasaran Target Market; 2 Kebutuhan Pelanggan Consumers Needs; 3 Pemasaran Terpadu Integrated Marketing; dan 4 Kemampuan Menghasilkan Laba Profitability. Nah, titik tumpu dan titik awal dari konsep pemasaran ini adalah dengan mengerti konsumen mengenai “Siapa konsumen tersebut? Apa yang konsumen butuhkan?”. Melalui konsep pemasaran inilah, perusahaan dapat mengetahui dan memahami bagaimana kebutuhan konsumen tersebut, sebagai upaya pemasaran terpadu supaya dalam jangka panjang konsumen tersebut dapat memungkinkan melakukan pembelian ulang alias menjadi langganan. Kita semua pasti dong jika manusia di bumi ini memiliki kebutuhan masing-masing yang harus dipenuhi, terlebih lagi jika berkaitan dengan kebutuhan sandang dan pangan. Sementara keinginan adalah kehendak kuat yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan secara mendalam. Nah, konsep pemasaran ini menjadi kunci untuk perusahaan guna mencapai keuntungan secara maksimal dari upaya menentukan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran sekaligus memberikan kepuasan yang lebih efektif dibandingkan dengan kompetitor. Unsur-Unsur Konsep Pemasaran Menurut Swastha dan Handoko 2007, terdapat 3 unsur pokok dalam konsep pemasaran, yakni berupa, 1. Orientasi Pada Konsumen Dalam hal ini, perusahaan yang hendak menjalankan konsep pemasaran harus mengacu pada orientasi konsumen, dengan melakukan hal-hal berikut Menentukan kebutuhan pokok basic needs dari konsumen yang akan dilayani. Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran penjualannya. Menentukan produk dan bagaimana program pemasarannya. Mengadakan penelitian pada konsumen dengan mengukur, menilai, dan menafsirkan bagaimana keinginan, sikap, dan perilaku mereka. Menentukan dan melaksanakan strategi terbaik, mulai dari mutu, kualitas, model, hingga harganya. 2. Penyusunan Kegiatan Secara Integral Integral Marketing Dalam hal ini dapat diartikan bahwa setiap orang yang berada di perusahaan akan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang telah dikoordinir sebelumnya. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat terealisasi. 3. Kepuasan Konsumen Customer Satisfaction Dalam unsur ketiga ini berkaitan dengan banyak-sedikitnya kepuasaan konsumen yang dapat dipenuhi supaya perusahaan yang bersangkutan pun dapat memperoleh laba banyak. Ada 5 konsep pemasaran yang ideal dan berkembang dalam ranah marketing ini. Berikut penjelasannya. 1. Konsep Produksi Production Concept Dalam konsep ini, berkeyakinan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang telah tersedia dimanapun dengan harga murah. Penganut konsep ini biasanya akan berkonsentrasi pada upaya untuk menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi massal, sehingga menganggap bahwa konsumen akan tertarik pada ketersedian produk dengan harga yang murah. Penerapan konsep ini kerap kali dijumpai di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Tidak hanya itu saja, konsep ini juga dapat diterapkan oleh perusahaan yang hendak memperluas pasarnya. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Produksi Kelebihan Kekurangan Harganya murah Kualitas produk sering rendah. Hubungan antara pemasok dengan produsen besar menjadi lebih konsisten, karena sama-sama untung. Seringkali tidak relevan dengan lingkungan pasar, sehingga harus menerapkan strategi baru. Konsumen tidak akan kekurangan produk karena adanya produksi massal. Cenderung tidak menargetkan segmen konsumen tertentu karena melakukan produksi massal. Dapat menarik investor terutama di lingkungan pasar yang tidak kompetitif. 2. Konsep Produk Product Concept Memiliki pandangan bahwa konsumen pasti akan menyukai produk yang berkualitas baik dengan kinerja atau fitur inovatif terbaik. Penganut konsep ini biasanya akan berupaya untuk menciptakan produk superior dengan penyempurnaan kualitasnya. Singkatnya, konsep pemasaran yang satu ini akan berfokus pada aspek produk saja. Penerapan konsep ini dapat dijumpai dalam pemasaran produk-produk elektronik dan karya seni misalnya film, novel, dan lukisan. Contoh perusahaan yang menerapkan konsep produk ini adalah perusahaan Samsung. Apabila konsumen menyukai produk yang berkualitas baik, maka mereka pasti akan terus-menerus percaya dengan produk lain yang ditawarkan. Dengan begitu, pihak produsen perusahaan memiliki hubungan baik berupa kepercayaan dari konsumen tersebut, Kelebihan dan Kekurangan Konsep Produk Kelebihan Kekurangan Lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas. Tak jarang fitur produk yang dianggap inovatif ternyata tidak relevan dan tidak praktis. Menghasilkan margin yang tinggi, berupa konsumen yang tetap bersedia membeli dengan harga berapapun karena kualitasnya yang bagus. Kurang cocok untuk konsumen yang mementingkan harga daripada kualitas produk. Mengembangkan rasa ingin tahu konsumen, biasanya diberikan dengan fitur-fitur baru yang inovatif. Menghindari kepentingan konsumen, biasanya antara inovasi produk dengan kebutuhan konsumen. 3. Konsep Penjualan Selling Concept Konsep ini mengacu bahwa konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak, apabila mereka diyakinkan alias dibujuk terlebih dahulu. Maka dari itu, penganut konsep ini akan cenderung mempromosikan produknya secara agresif. Penerapan konsep ini banyak dijumpai pada penjualan unsought goods asuransi, batu nisan, dan lokasi pemakaman; pemasaran nirlaba penggalangan dana, partai politik; dan situasi overcapacity penawaran jauh melampaui permintaan. Saat ini, konsep penjualan juga diterapkan oleh e-commerce. Promosi produk yang secara agresif dan besar-besaran itu menjadi ciri khas, dengan premis berupa Apabila konsumen menolak untuk membeli produk, maka pihak produsen biasanya sales akan membujuk untuk membeli. Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi promosi. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Penjualan Kelebihan Kekurangan Fokus pada penjualan dan pemasaran secara bersamaan. Mengabaikan feedback konsumen. Penjualan meningkat dan pasar menjadi semakin kompetitif. Mengabaikan kebutuhan pelanggan, hanya fokus pada penjualan produk saja. Berhubung konsep ini tidak memperhatikan kebutuhan pelanggan, maka pihak produsen tidak akan masalah jika stok produk tidak terjual habis. Hanya fokus pada jangka pendek saja, yakni menghabiskan stok yang tersedia. 4. Konsep Pemasaran Marketing Concept Memiliki pandangan bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan maka harus lebih efektif dari kompetitor dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan adanya nilai pelanggan customer value kepada pasaran sasaran, dibandingkan kepada pesaingnya. Maksud dari nilai pelanggan ini adalah rasio antara apa yang telah diperoleh pelanggan dengan upaya yang diberikan. Nilai pelanggan ini dapat dirumuskan menjadi nilai pelanggan = [manfaat – biaya] = [manfaat fungsional + manfaat emosional] – [biaya moneter + biaya waktu + biaya energi + biaya psikis]. Keberadaan konsep pemasaran ini menganut pada 4 pilar, yakni, 1. Pasar Sasaran Yakni perusahaan dapat melakukan yang terbaik apabila mereka memilih pasar sasaran secara hati-hati dan mempersiapkan program pemasaran yang sesuai. 2. Kebutuhan Pelanggan Yakni setelah perusahaan menentukan bagaimana pasar sasarannya, mereka harus memahami apa kebutuhan pelanggan. 3. Pemasaran Terpadu Yakni ketika semua departemen di sebuah perusahaan bekerjasama untuk melayani kepentingan pelanggan, hasilnya berupa pemasaran terpadu. 4. Profitabilitas Pada dasarnya, tujuan utama dari konsep ini adalah membantu perusahaan untuk memperoleh tujuan. Misalnya, bagi perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah kemampuan untuk memperoleh keuntungan secara terus-menerus dalam jangka panjang. Sementara bagi organisasi nirlaba dan kemasyarakatan, tujuannya adalah bertahan dan menarik cukup banyak dana untuk menjalankan pekerjaan yang bermanfaat. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Pemasaran Kelebihan Kekurangan Lebih memahami konsumen karena melakukan riset pasar dahulu. Membutuhkan banyak waktu dan usaha. Membantu branding bisnis sehingga relasi dengan konsumen yang loyal. Biaya pemasaran tidak murah karena ada banyak channel yang digunakan, mulai dari YouTube Ads, Facebook Ads, SEO, dan SEM. Mempromosikan bisnis ke target konsumen yang lebih spesifik. 5. Konsep Pemasaran Sosial Social Marketing Concept Konsep ini berkeyakinan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran serta memberikan kepuasan secara efektif dibandingkan dengan kompetitor supaya dapat meningkatkan kesejahteraan konsumen beserta masyarakat. Penerapan konsep ini lebih menekankan aspek sosial dan etika terutama dalam praktik pemasarannya. Maka dari itu, akan terjadi keseimbangan antara laba perusahaan, kepuasan pelanggan, dan kepuasan publik. Contoh perusahaan yang menggunakan konsep ini adalah The Body Shop yang hanya menggunakan bahan nabati dalam produknya dan menentang adanya pengujian produk terhadap hewan. Kelebihan dan Kekurangan Konsep Pemasaran Sosial Kelebihan Kekurangan Berdampak pada komunitas masyarakat berupa lapangan kerja baru. Berlaku pada konsumen yang hanya berfokus pada isu sosial saja. Membantu perusahaan dalam upaya meningkatkan branding bisnis. Harga cenderung mahal karena harus menutupi biaya sosial. Meningkatkan loyalitas konsumen karena perusahaan menyediakan produk yang ramah lingkungan. Nah, itulah ulasan mengenai apa itu konsep pemasaran beserta 5 konsep pemasaran yang kerap digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Apakah Grameds tertarik untuk terjun ke dunia bisnis dan menerapkan salah satu konsep pemasaran tersebut? Sumber Baca Juga! 12 Contoh Strategi Pemasaran yang Patut Dicoba Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Dari Manajemen Pemasaran Pengertian Laba Tertahan dan Faktor Terjadinya Kelebihan dan Kekurangan Dilakukannya Akuisisi Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Manajemen Komunikasi Pengertian Pemasaran dan 7 Jenisnya Tugas dan Tanggung Jawab COO Chief Operating Operation Definisi Refurbished dan Perbedaannya dengan Rekondisi Pengertian Kampanye dan Pengaruhnya di Media Massa ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Pengertian Penjualan Konsinyasi, Kelebihan, Sistem Penjualan dan Contoh Sederhananya Pengertian Penjualan Konsinyasi, Kelebihan, Sistem Penjualan dan Contoh Sederhananya Setiap pebisnis tentu ingin bisnisnya bisa berkembang dengan baik dengan melakukan beragam metode dan juga strategi penjualan yang menyeluruh. Selain menjajakan barang kepada konsumen secara langsung, terdapat strategi lain yang sudah tidak asing lagi di dalam dunia bisnis, yaitu penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi ini umumnya digunakan oleh penjual pertama dengan iming-iming bonus pada consignee-nya agar terus semangat menjalankan strategi penjualan barang. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang penjualan konsinyasi? Baca terus penjualan konsinyasi di bawah ini hingga selesai. Pengertian Penjualan Konsinyasi Berdasarkan laman Wikipedia, penjualan konsinyasi adalah sebuah sistem penjualan di mana barang atau produk yang dimiliki oleh pihak penjual konsinyor diserahkan kepada pihak penjual konsinyasi konsinyee untuk dijualkan kepada konsumen. Dalam penjualan konsinyasi, barang-barang tersebut tetap menjadi milik konsinyor sampai terjadi penjualan kepada konsumen akhir. Dalam penjualan konsinyasi, konsinyee bertindak sebagai agen atau perantara yang menjual barang atas nama konsinyor. Konsinyee tidak memiliki kepemilikan langsung atas barang tersebut, melainkan bertugas untuk menjualnya dan menghasilkan penjualan. Ketika barang terjual, konsinyee akan memperoleh komisi atau bagian tertentu dari penjualan sebagai imbalan atas jasanya. Sisa hasil penjualan akan dikembalikan kepada konsinyor setelah dikurangi dengan komisi dan biaya-biaya terkait lainnya. Salah satu keuntungan dari penjualan konsinyasi adalah bahwa konsinyor tidak perlu membayar biaya produksi atau persediaan barang yang tidak terjual. Selain itu, penjualan konsinyasi juga dapat membantu konsinyor untuk memperluas pasar dan meningkatkan visibilitas produknya dengan menggunakan jaringan penjualan konsinyee. Namun, penjualan konsinyasi juga memiliki risiko bagi konsinyor, terutama jika konsinyee tidak mampu menjual barang dengan efektif atau jika barang rusak atau hilang selama proses penjualan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki perjanjian yang jelas antara konsinyor dan konsinyee yang mengatur hal-hal seperti komisi, periode penjualan, tanggung jawab atas kerugian, dan ketentuan lainnya guna melindungi kepentingan kedua belah pihak. Baca juga Pengertian Retur Pembelian dan 9 Cara Mudah Membuat Laporannya Kelebihan dan Kekurangan Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan Kelebihan Penjualan Konsinyasi 1. Risiko persediaan Dalam sistem ini, konsinyor tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli persediaan barang yang belum terjual. Barang tetap menjadi milik konsinyor sampai terjadi penjualan, sehingga konsinyor dapat menghindari risiko persediaan yang tidak terjual. 2. Ekspansi pasar Penjualan konsinyasi memungkinkan konsinyor untuk memperluas jangkauan pasar mereka dengan memanfaatkan jaringan penjualan konsinyee. Hal ini dapat membantu produk konsinyor mencapai konsumen yang lebih luas dan meningkatkan visibilitas merek. 3. Modal kerja Dalam penjualan konsinyasi, konsinyor tidak perlu mengikatkan modal kerja dalam persediaan barang yang belum terjual. Ini memungkinkan konsinyor untuk menggunakan modal kerja mereka secara lebih efisien untuk keperluan lain, seperti pengembangan produk baru atau strategi pemasaran. Kekurangan Penjualan Konsinyasi 1. Risiko penjualan rendah Jika penjualan barang tidak mencapai target yang diharapkan, konsinyor dapat mengalami kerugian. Konsinyee mungkin tidak mampu menjual barang dengan efektif atau pasar tidak menerima produk tersebut seperti yang diharapkan. 2. Kerugian barang Ada risiko kerusakan atau kehilangan barang selama proses ini. Konsinyor bertanggung jawab atas barang tersebut sampai terjadi penjualan, sehingga jika terjadi kerusakan atau kehilangan, konsinyor akan mengalami kerugian. 3. Kontrol yang terbatas Dalam proses di dalamnya, konsinyor tidak memiliki kontrol penuh atas penjualan barang. Konsinyee bertindak sebagai agen yang menjual atas nama konsinyor, sehingga konsinyor mungkin tidak dapat mengendalikan aspek-aspek seperti harga, promosi, atau strategi penjualan yang dilakukan oleh konsinyee. 4. Ketergantungan pada konsinyee Keberhasilan penjualan konsinyasi sangat tergantung pada kemampuan dan dedikasi konsinyee. Jika konsinyee tidak efektif dalam menjual barang atau tidak memiliki minat yang cukup dalam mempromosikan produk, maka proses konsinyasi ini dapat terhambat. Setiap bisnis perlu mempertimbangkan dengan hati-hati kelebihan dan kekurangan penjualan konsinyasi ini dan mengevaluasi apakah model ini sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Baca juga Pengertian Model Bisnis Razor and Blade, Contoh dan 5 Fungsi Besarnya dalam Bisnis Sistem Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan konsinyasi melibatkan beberapa tahapan dan peran yang terlibat dalam proses penjualan barang. Berikut adalah gambaran umum tentang sistem penjualan konsinyasi 1. Perjanjian antara konsinyor dan konsinyee Konsinyor pemilik barang dan konsinyee penjual konsinyasi akan memiliki perjanjian tertulis yang mengatur persyaratan dan kondisi penjualan konsinyasi. Perjanjian ini akan mencakup aspek seperti komisi, periode penjualan, tanggung jawab atas kerugian, dan ketentuan lainnya. 2. Penyerahan barang Konsinyor menyerahkan barang kepada konsinyee untuk dijualkan kepada konsumen. Konsinyee menerima barang tersebut secara fisik tetapi tidak memiliki kepemilikan langsung atas barang tersebut. 3. Penjualan oleh konsinyee Konsinyee bertindak sebagai agen atau perantara yang menjual barang atas nama konsinyor. Konsinyee akan menggunakan strategi penjualan dan upaya pemasaran untuk mempromosikan dan menjual barang kepada konsumen. 4. Pelaporan penjualan Konsinyee akan melaporkan penjualan kepada konsinyor secara teratur, biasanya dalam bentuk laporan penjualan yang mencakup detail seperti jumlah barang yang terjual, harga penjualan, dan informasi terkait lainnya. 5. Pembayaran komisi Konsinyee akan menerima komisi atau bagian tertentu dari hasil penjualan sebagai imbalan atas jasanya. Komisi ini biasanya telah disepakati sebelumnya dalam perjanjian penjualan konsinyasi. 6. Pengembalian barang tidak terjual Setelah periode penjualan tertentu, konsinyee akan mengembalikan barang yang tidak terjual kepada konsinyor. Kondisi pengembalian barang, seperti barang yang rusak atau tidak layak jual, akan diatur dalam perjanjian. 7. Penyelesaian keuangan Setelah mengurangi komisi dan biaya terkait lainnya, konsinyor akan menerima sisa hasil penjualan dari konsinyee. Prosedur penyelesaian keuangan akan ditentukan dalam perjanjian konsinyasi. Penting untuk diingat bahwa sistem konsinyasi dapat bervariasi antara berbagai industri dan bisnis. Detail dan mekanisme yang terlibat dalam sistem konsinyasi dapat disesuaikan dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan khusus dari konsinyor dan konsinyee yang terlibat. Baca juga Mengenal Proses Manufaktur, Contoh dan 6 Jenisnya Syarat Penjualan Konsinyasi Syarat penjualan konsinyasi dapat bervariasi tergantung pada perjanjian antara konsinyor pemilik barang dan konsinyee penjual konsinyasi. Berikut adalah beberapa syarat umum yang sering dimasukkan dalam perjanjian penjualan konsinyasi 1. Persetujuan tertulis Perjanjian penjualan konsinyasi harus disepakati secara tertulis antara konsinyor dan konsinyee. Dokumen ini harus mencakup semua persyaratan, ketentuan, dan hak serta kewajiban kedua belah pihak. 2. Jenis barang yang dikonsinyasikan Perjanjian harus menjelaskan dengan jelas jenis barang yang akan dikonsinyasikan, termasuk deskripsi, jumlah, kualitas, dan kondisi barang tersebut. 3. Periode penjualan Perjanjian harus mencantumkan periode waktu yang ditetapkan untuk penjualan konsinyasi. Ini mencakup tanggal mulai dan berakhirnya periode penjualan, serta persyaratan perpanjangan jika diperlukan. 4. Harga penjualan Persyaratan harga penjualan harus ditetapkan dalam perjanjian, baik harga jual per unit barang maupun metode penetapan harga lainnya yang dapat digunakan oleh konsinyee. 5. Komisi atau bagian dari penjualan Perjanjian harus menentukan persentase komisi atau bagian yang akan diterima oleh konsinyee sebagai imbalan atas penjualan barang. Hal ini bisa berupa persentase tetap dari penjualan atau struktur komisi lainnya yang disepakati. 6. Tanggung jawab atas barang Perjanjian harus menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas risiko kerusakan, kehilangan, atau pencurian barang selama proses penjualan konsinyasi. Biasanya, konsinyor tetap bertanggung jawab atas barang hingga terjadi penjualan. 7. Pelaporan penjualan Perjanjian harus mengatur kewajiban konsinyee untuk melaporkan secara teratur tentang penjualan, termasuk informasi seperti jumlah barang yang terjual, harga penjualan, tanggal penjualan, dan detail lain yang relevan. 8. Pengembalian barang Perjanjian harus mengatur kondisi pengembalian barang yang tidak terjual, termasuk batas waktu pengembalian, syarat kelayakan barang yang dikembalikan, dan prosedur pengembalian barang yang rusak. 9. Audit dan inspeksi Konsinyor biasanya memiliki hak untuk melakukan audit atau inspeksi terhadap stok barang yang berada di bawah konsinyee, guna memastikan keakuratan dan kondisi barang. 10. Penyelesaian perselisihan Perjanjian harus mencakup ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan antara konsinyor dan konsinyee, seperti melalui mediasi atau arbitrase. Syarat-syarat ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan khusus dari bisnis yang terlibat dalam penjualan konsinyasi. Penting untuk mencari bantuan hukum atau profesional yang berpengalaman dalam menyusun perjanjian penjualan konsinyasi guna memastikan bahwa semua syarat yang relevan telah ditangani dengan baik. Baca juga Pengertian Industri Kreatif dan Contoh Industri Kreatif di Indonesia Contoh Penjualan Konsinyasi Berikut adalah contoh skenario penjualan konsinyasi Misalkan ada seorang pengusaha konsinyor yang memiliki sebuah toko pakaian bernama “Fashion Trend”. Pengusaha ini ingin menjual beberapa produk pakaian yang dimilikinya melalui penjualan konsinyasi. Dia melakukan kesepakatan dengan sebuah butik lokal bernama “Chic Boutique” sebagai konsinyee. Berikut adalah langkah-langkah dalam penjualan konsinyasi antara “Fashion Trend” konsinyor dan “Chic Boutique” konsinyee 1. Perjanjian Penjualan Konsinyasi Konsinyor dan konsinyee menandatangani perjanjian penjualan konsinyasi yang mencakup syarat-syarat seperti persentase komisi, periode penjualan, dan tanggung jawab atas kerugian. Mereka setuju untuk memulai penjualan konsinyasi selama 3 bulan. 2. Penyerahan Barang Konsinyor memberikan sejumlah produk pakaian, termasuk baju, celana, dan aksesoris, kepada konsinyee. Barang-barang ini tetap menjadi milik konsinyor, namun diserahkan ke konsinyee untuk dijualkan kepada pelanggan. 3. Penjualan oleh Konsinyee Chic Boutique mempromosikan dan menjual produk pakaian dari Fashion Trend di toko mereka. Mereka menampilkan barang-barang tersebut di etalase, mengatur sesi penjualan khusus, dan menggunakan media sosial untuk mempromosikan produk kepada pelanggan potensial. 4. Pelaporan Penjualan Setiap bulan, Chic Boutique menyampaikan laporan penjualan kepada Fashion Trend. Laporan ini mencakup jumlah barang yang terjual, harga penjualan, dan jumlah komisi yang harus diterima oleh Chic Boutique. Misalnya, jika seorang pelanggan membeli baju senilai $100, dengan persentase komisi 20%, Chic Boutique akan mendapatkan $20 sebagai komisi. 5. Pengembalian Barang Setelah berakhirnya periode penjualan, yaitu 3 bulan, Chic Boutique mengembalikan barang-barang yang tidak terjual kepada Fashion Trend. Fashion Trend memeriksa kembali barang-barang tersebut untuk memastikan kualitasnya dan mengevaluasi barang rusak atau tidak layak jual. 6. Penyelesaian Keuangan Setelah dikurangi dengan komisi Chic Boutique dan biaya terkait lainnya, Fashion Trend menerima sisa hasil penjualan dari Chic Boutique. Mereka dapat menggunakannya untuk memproduksi barang baru atau memperluas bisnis mereka. Dalam contoh ini, “Fashion Trend” adalah konsinyor yang memiliki barang dagangan dan “Chic Boutique” adalah konsinyee yang bertanggung jawab menjual barang tersebut. Dalam sistem penjualan konsinyasi ini, Fashion Trend tidak perlu mengeluarkan modal untuk persediaan dan Chic Boutique memiliki kesempatan untuk memperluas jangkauan pasar mereka dengan menawarkan produk baru. Baca juga Kerajinan dari Barang Bekas ini Bisa Kamu Jadikan Ide Bisnis Menarik, Lho! Penutup Penjualan konsinyasi adalah sistem penjualan di mana barang yang dimiliki oleh konsinyor diserahkan kepada konsinyee untuk dijualkan kepada konsumen. Dalam penjualan konsinyasi, konsinyee bertindak sebagai agen yang menjual barang atas nama konsinyor. Beberapa kelebihan penjualan konsinyasi termasuk menghindari risiko persediaan, ekspansi pasar, dan penggunaan efisien modal kerja. Namun, ada juga kekurangan seperti risiko penjualan rendah, kerugian barang, kontrol yang terbatas, dan ketergantungan pada konsinyee. Syarat-syarat penjualan konsinyasi mencakup persetujuan tertulis, jenis barang yang dikonsinyasikan, periode penjualan, harga penjualan, komisi, pengembalian barang, dan penyelesaian perselisihan. Contoh penjualan konsinyasi melibatkan konsinyor yang memberikan barang kepada konsinyee, konsinyee yang menjual barang, pelaporan penjualan, pengembalian barang yang tidak terjual, dan penyelesaian keuangan antara konsinyor dan konsinyee. Penting untuk menyusun perjanjian penjualan konsinyasi yang jelas untuk melindungi kepentingan kedua belah pihak. Setiap penjualan yang terjadi pada metode ini pun tidak boleh luput dari pencatatan agar bisa memastikan keuntungan dan jumlah produk yang telah berhasil di jual. Tapi jika Anda kesulitan dalam mencatat penjualan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online. Aplikasi yang dikembangkan dengan sisitem cloud computing ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan setiap transaksi yang masuk pun akan tercatat secara otomati. Jaid tinggi apa lagi? Klik tautan gambar di bawah ini ini untuk mencobanya selama 30 hari, gratis. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 11 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link Produk berupa barang adalah salah satu jenis produk yang banyak dicari oleh masyarakat. Jenis produk ini memiliki kelebihan yang berbeda-beda, tergantung dari jenis barang yang dibeli. Berikut adalah beberapa kelebihan dari produk berupa barang antara lain Kualitas Terjamin Salah satu kelebihan dari produk berupa barang adalah kualitasnya yang terjamin. Hal ini dikarenakan sebagian besar produk berupa barang diproduksi oleh perusahaan besar yang sudah terkenal dan memiliki reputasi yang baik di pasaran. Perusahaan besar tersebut biasanya memiliki standar produksi yang ketat dan menggunakan bahan-bahan berkualitas untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Sehingga, konsumen dapat merasa aman dan nyaman saat menggunakan produk tersebut. Produk berupa barang juga biasanya dilengkapi dengan garansi atau jaminan kualitas. Jadi, jika terjadi kerusakan atau cacat produksi pada barang yang dibeli, konsumen dapat mengklaim garansi atau jaminan kualitas yang diberikan oleh produsen atau penjual. Hal ini tentu saja membuat konsumen merasa lebih tenang dan terlindungi saat menggunakan produk tersebut. Lebih Tahan Lama Produk berupa barang juga memiliki kelebihan yang lain yaitu lebih tahan lama. Hal ini dikarenakan sebagian besar produk berupa barang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan memiliki daya tahan yang tinggi. Bahkan, sebagian besar produk berupa barang memiliki masa pakai yang lebih lama dibandingkan dengan produk lainnya. Sehingga, konsumen tidak perlu mengganti barang tersebut dalam waktu yang singkat dan dapat menghemat pengeluaran mereka dalam jangka waktu yang lebih lama. Produk berupa barang yang lebih tahan lama juga merupakan pilihan yang tepat bagi konsumen yang ingin mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Dengan menggunakan produk berupa barang yang lebih tahan lama, konsumen dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan membantu menjaga lingkungan. Mudah Digunakan Kelebihan lain dari produk berupa barang adalah mudah digunakan. Sebagian besar produk berupa barang dirancang untuk memudahkan penggunaannya sehingga konsumen tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menggunakannya. Contohnya, produk berupa barang seperti alat elektronik biasanya dilengkapi dengan panduan penggunaan yang jelas dan mudah dipahami. Sehingga, konsumen dapat dengan mudah menggunakannya tanpa perlu mengetahui terlalu banyak tentang teknologi. Produk berupa barang yang mudah digunakan juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja konsumen. Dengan menggunakan produk yang mudah digunakan, konsumen dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih cepat dan mudah. Navigasi pos Bahasa Jawa memiliki banyak karakteristik unik yang membedakannya dari bahasa lain di Indonesia. Salah satu hal yang paling menonjol adalah… Alat pertanian merupakan salah satu aspek penting dalam bidang pertanian. Dalam perkembangannya, teknologi modern telah banyak diterapkan pada alat-alat pertanian… Perbedaan Produk Berupa Barang Dan Jasa1. Karakteristik produk barang2. Karakter JasaMacam-Macam Barang Dan JasaBarangJasaKelebihan Produk BarangKekurangan BarangKelebihan JasaKekurangan JasaKesimpulan Mengenai Kelebihan & Kelemahan Produk Barang dan Jasa Kelebihan dan kekurangan produk barang dan jasa harus diketahui oleh kalian yang ingin mulai berbisnis. Kalian tentu sudah tidak asing lagi mengenai kedua produk yaitu jasa dan barang. Namun, sebelum menjelaskan lebih lanjut perihal definisi dan perbedaan secara mendetail, marilah kita mengenal masing-masing pengertian dari kelebihan & kekurangan produk berupa jasa dan barang. Produk berupa jasa, merupakan sebuah tindakan terkait produksi yang melibatkan antara produk fisik, maupun non fisik. Jasa merupakan suatu kegiatan maupun tindakan yang tidak ada wujudnya. tidak dapat kita identifikasi, serta dilakukan untuk memenuhi suatu permintaan serta kepuasan bagi pelanggan. Pengertian mendasar perihal jasa sendiri yaitu merupakan kegiatan ekonomi dengan melibatkan adanya berbagai jenis interaksi dengan konsumen ataupun barang milik, namun dengan kepemilikan yang tetap dan tidak terjadi kegiatan pemindahan kepemilikan. Sementara untuk produk berupa barang, memiliki definisi sebagai setiap benda, yang berwujud digunakan sebagai proses transaksi dengan memindahkan kepemilikan barang pada setiap transaksinya. Perbedaan Produk Berupa Barang Dan Jasa Mengenai kelebihan dan kekurangan produk jasa dan barang, terlebih dahulu mari kita simak perbedaan dari masing-masing jenisnya. Produk barang dan jasa memanglah memiliki perbedaan. Dari perbedaan ini, tentunya dapat kita gunakan sebagai proses identifikasi dari satu sama lain. Berikut ini ciri-ciri dari perbedaan barang serta jasa, di antaranya 1. Karakteristik produk barang Sebelum mengetahui kelebihan & kekurangan produk jasa maupun barang, terlebih dahulu sebaiknya kita mengenal karakteristik yang produk barang miliki. BerwujudDapat untuk kita miliki, serta diperjual belikan barang dapat kita simpan, serta dipegangDapat kita lakukan pengangkutanProduk dengan konsumsi terpisahPenjual serta produknya juga terpisahMutu dapat Anda ukur dengan mudahProses Atomisasi lebih mudahSerta yang terakhir produk menghasilkan penerimaan. 2. Karakter Jasa Sebelum mengetahui kelebihan & kekurangan produk jasa, terlebih dahulu sebaiknya mengenal karakternya satu sama lain, Jasa sendiri memiliki beberapa karakteristik yang menjadi pembeda dari produk berupa barang. Berikut ini beberapa karakteristiknya. Tidak berwujudProduk berupa jasa tidaklah dapat diperjual belikanProduk tidak dapat kita simpanSementara untuk proses produksi dengan konsumsi terjadi secara simultanMutu sulit Anda ukurPenjualan termasuk bagian dari jasaTingginya interaksi yang terjadiProduk telah tersedia, bukan kita jualOtomatisasi sulit untuk kita lakukanKumpulan jasa akan menghasilkan penerimaan Macam-Macam Barang Dan Jasa Perihal kelebihan & kekurangan produk barang dan jasa, terdapat macam-macam pembeda yang bisa kita perhatikan antara kedua jenis produk ini. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai macam-macam barang serta jasa yang perlu untuk kita ketahui. Barang Pada barang, secara garis besar terbagi menjadi empat poin, sebagai berikut ini. 1. Barang Bergerak. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu kendaraan, seperti sepeda motor, mobil, kapal, dan lainnya. Barang ini tentu saja bersifat dapat melakukan pergerakan dan dapat berpindah tempat. 2. Barang tidak Bergerak. Mengingat karakteristiknya, jenis barang ini tentulah berbeda dengan jenis barang bergerak. Baang ini merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak ataupun berpindah, misalnya tanah, rumah, pohon, dan lain sebagainya. 3. Barang yang Berwujud. Karakteristik dari barang ini tentu saja berbentuk secara fisik. Seperti meja, kursi, lemari, dan baju. 4. Barang yang tidak Berbentuk. Mengenai barang ini, merupakan benda yang tidak memiliki wujud, seperti halnya air, serta gas. Jasa Sementara bagi produk berupa jasa, ada beberapa karakteristik sebagai berikut 1. Tidak Memiliki Wujud. Jasa tersebut tidak dapat kita rasakan dengan menggunakan panca indera, disentuh, serta diraba. 2. Tidak Memiliki Standar. Jasa tersebut memiliki sebuah kinerja, sehingga mutu yang ada tidak dapat kita ukur karena hasil dari jasa tersebut memiliki perbedaan kendati datang dari orang yang sama. 3. Tidak Tahan Lama. Selain kelebihan & kekurangan produk yang disebutkan diatas, mengenai kekurangan pada produk jasa yang selanjutnya adalah tidak tahan lama Produk jasa tentulah tidak bisa Anda simpan,berbeda dengan jenis barang. Juga tidak dapat digunakan ulang, karena konsumsi jasa kita lakukan pada saat jasa telah diberikan. Misalnya seperti massage, potong rambut, serta angkutan umum. 4. Tidak Dapat Anda Pisahkan. Jasa dan pemberinya sudah merupakan satu hal yang tidak dapat saling terpisahkan. Contoh dari jasa ini seperti perbankan, asuransi, serta transportasi. Kelebihan Produk Barang Sebelum memilih antara barang ataupun jasa, memang haruslah terlebih dahulu kita mengetahui kelebihan & kekurangan produk berupa jasa dan barang yang ada. Penjualan Dilakukan tanpa Pengelolaan Melakukan proses penjualan barang dapat secara langsung terdistribusikan pada konsumen tanpa harus mengalami pengelolaan ataupun manajemen yang membutuhkan banyak waktu. Lain halnya dengan jasa yang harus kita perhatikan dengan benar, perihal kualitas layanannya. Sehingga sebelum memasarkan produk kepada konsumen yang harus Anda lakukan adalah melakukan pengelolaan terlebih dahulu. Kualitas Barang Dapat Anda Ketahui Secara Langsung Pada kelebihan & kekurangan produk, kualitas tentunya menjadi bahan pertimbangan yang matang. Hal ini termasuk keuntungan bagi konsumen produk jasa. Pasalnya, barang yang mereka beli dapat langsung diketahui bagaimana kualitasnya. Misalnya membeli sofa, Anda dapat secara detail mengetahui bagaimana kualitasnya, motif yang ditawarkan, bahkan bahan yang digunakan. Lebih Bervariasi Serta Lebih Menarik Pada kelebihan & kekurangan produk, tentulah ada beberapa hal mencolok yang menjadi karakteristik suatu barang sehingga lebih menonjol daripada yang lain. Produk barang yang dihasilkan, tentunya lebih variatif, dari jenis yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja lebih menarik minat konsumen dalam membeli. Dapat Memberikan Keuntungan Lebih Besar Keuntungan dari produk berupa jasa yang satu ini membuat banyak dari kita memilihnya sebagai ide usaha. Karena menggunakan produk berupa barang dapat memberikan keuntungan berlipat. Hal ini tentunya dikarenakan produksi barang dapat dilakukan secara massal, serta dapat melakukan pengiriman ke mana saja. Hal inilah yang menyebabkan produk barang memiliki keuntungan yang jauh lebih banyak. Usahakan untuk membangun brand produk yang baik, agar dapat menarik minat pasar sehingga membuat penjualan terus meningkat. Kekurangan Barang Dari poin yang ada, tentunya kelebihan & kekurangan produk jasa & barang, merupakan poin penting yang harus kita perhatikan. Setelah kelebihan yang bisa Anda dapatkan untuk produk barang, berikut ini kekurangannya yang harus diperhatikan. Membutuhkan tempat untuk menampilkan serta menyimpan produk Karena produk barang merupakan barang yang berwujud, tentulah membutuhkan tempat untuk menaruhnya. Entah itu digunakan sebagai ruang penyimpanan, ataupun saat memajang dan menampilkan produk untuk kita pasarkan kepada konsumen. Selain itu, Anda harus melakukan konsep guna sebagai ajang promosi, sehingga pembeli dapat jauh lebih berminat pada produk barang tersebut. Membutuhkan modal yang cukup besar Menggunakan produk barang tentunya mengharuskan kita mengeluarkan kocek yang cukup besar. Selain itu, Anda juga haruslah menyiapkan elemen lain untuk membantu jalannya proses produksi. Misalnya seperti mesin, bahan baku, serta karyawan dalam mengoperasikannya. Kelebihan Jasa Tidak Memiliki Masa Kadaluarsa Hal yang mengenai kelebihan & kekurangan produk, tentu masih berlanjut. Kelebihan pada produk jasa ini adalah tidak adanya masa kadaluarsa. Mengingat karakteristik produk ini yang tidak berwujud, tentulah memiliki ketahanan sampai dengan selamanya alias tanpa ada masa kadaluarsanya. Tidak Membutuhkan Modal yang Besar Berbeda dengan produk barang, karena menawarkan jasa maka kita tentulah tidak perlu mengeluarkan kocek khusus untuk mengerjakannya. Tidak Membutuhkan Ruang Khusus serta Konsep Display Karena tidak memiliki masa, membuat produk jenis jasa tidak memerlukan ruang khusus untuk menyimpannya. Selain itu, Anda juga tidak perlu repot-repot memikirkan konsep display produk untuk membuatnya menarik perhatian konsumen. Kekurangan Jasa Kualitas yang Ada Pada Jasa, tidak Bisa Langsung Diketahui Mengenai kelebihan & kekurangan produk, pada jasa ini termasuk memiliki karakteristik tidak dapat kita ketahui kualitasnya. Berbeda dengan produk barang yang dapat kita nilai sejak awal kualitasnya. Jasa tidak Bisa Kita Kembalikan Menggunakan produk jasa tentulah tidak bisa kita kembalikan. Hal ini merupakan kekurangan dari produk jasa bagi konsumen. Produknya Terbatas Produk jasa memiliki jumlah yang terbatas. Hal ini terjadi karena proses jasa tidaklah dapat kita hasilkan secara massal. Seperti yang dapat kita lakukan pada produk jenis barang. Adanya kekurangan tersebut mengakibatkan pendapatan yang dihasilkan juga tidak dapat sebesar yang diperoleh dari produk barang. Lebih Mudah Terpengaruh pada Salah Satu Faktor Terdapat berbagai jenis faktor yang dapat mempengaruhi kelebihan & kekurangan produk. Salah satunya faktor yang mempengaruhi produk jenis jasa ini. Entah dalam kategori faktor eksternal maupun internal, semuanya membuat produk jasa memiliki nilai yang tidak menentu. Pada faktor eksternal, misalnya seperti perubahan cuaca, kondisi serta keadaan lingkungan, musim yang dapat berubah sesuai waktunya. serta hal lainnya. Adanya Persaingan Bisnis yang Ketat Apabila Anda memutuskan memilih produk jasa, tentunya akan ada persaingan bisnis yang sangat ketat di bursa penjualan. Misalnya saja, jika Anda mendirikan jasa pengetikan tentunya akan bermunculan jasa-jasa yang sama lainnya dengan kualitas serta promosi yang bersaing. Oleh karena itu, sebaiknya pertahankan kualitas serta pelayanan kepada konsumen sehingga dapat membuat pelanggan Anda tidak beralih tempat. Dari semua jenis kelemahan tersebut, sebaiknya dapat menjadi pertimbangan Anda untuk memilih salah satu diantaranya secara matang tanpa adanya penyesalan di kemudian hari. Selain itu, pastikan untuk terus mempertahankan kualitas-kualitas terbaik, supaya produk yang Anda miliki dapat terus bersaing di pasaran. Serta yang tidak ketinggalan lagi, konsumen terus merasa puas, sehingga dapat kembali lagi memesan produk yang anda tawarkan. Entah berupa produk jasa maupun barang. Kesimpulan Mengenai Kelebihan & Kelemahan Produk Barang dan Jasa Masing-masing produk jasa maupun barang pada sistem ekonomi tentulah memiliki kelebihan & kekurangan produk. Tidak terkecuali pada produk barang serta jasa ini. Yang harus Anda perhatikan saat memilih berbisnis pada bidang jasa maupun barang, haruslah mempertimbangkan dengan matang kekurangan dan kelebihannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Pastikan untuk memiliki data konkret perihal kemajuan atau kemunduran proses bisnis yang Anda jalankan. Catatlah setiap transaksi yang terjadi sebagai pembukuan supaya memudahkan Anda memantau perihal perkembangan bisnis yang Anda telah miliki. Bisnis produk barang serta jasa tentunya memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Barang termasuk dalam kategori produk yang dapat Anda rasakan secara fisik, serta dapat kita miliki dan jual kembali. Namun jasa, merupakan produk tidak berbentuk serta tidak dapat kita miliki, melainkan bisa kita dapatkan secara simultan pada saat konsumen melakukan pembelian produk berupa jasa. Bagaimana, sudahkah ada gambaran ingin memulai bisnis produk yang mana? Tentunya semua tergantung keyakinan kita yang akan memulainya, ya. Selain itu, pastikan terlebih dahulu telah mempertimbangkan kondisi pasar yang ada sekarang ini, supaya bisnis yang baru dibangun tidak memiliki kesulitan. Karena dalam membuat usaha baru tentulah banyak hal yang harus kita pertimbangkan dan kita pikirkan. Setelah mempelajari kelebihan & kekurangan produk yang ada, seharusnya kita sudah dapat menyimpulkan target market bisnis yang akan kita bangun, ya!

apa kelebihan dan kekurangan produk berupa barang